Top
Jumat, 18 April 2025 | Edukasi

Naskah pidato ini disusun untuk memberikan semangat kepada anak Indonesia agar mampu menjadi anak yang hebat dengan meneladani Ibu Raden Ajeng Kartini, khususnya untuk anak PAUD dan SD. "Barangsiapa tidak berani, dia tidak bakal menang, itulah semboyanku! Maju! Semua harus dimulai dengan berani! Pemberani-pemberani memenangkan tiga perempat dunia!"Raden Adjeng Kartini - Surat-Surat Kartini: Renungan Tentang dan Untuk Bangsanya" Begitulah kutipan yang luar biasa dari sebuah buku karya Ibu Kartini. Menjadi pribadi yang pemberani tidak hanya bermodalkan "nekat" saja. Namun, membutuhkan "modal" yang mumpuni, dan perlu dikembangkan sejak anak berusia dini. Naskah pidato ini akan memberikan pemahaman kepada anak Indonesia, agar mampu menjadi anak yang hebat. Hebat seperti apa? Semua akan disampaikan secara lengkap di dalam naskah pidato ini. Baca juga: Modul Ajar & RPPH PAUD / TK Topik: Memperingati Hari Kartini - Usia 2-3 Tahun  Naskah Pidato Kata dan salam pembuka Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita semua. Om Swastiastu. Namo Buddhaya. Salam kebajikan Yang saya hormati Ibu Kepala Sekolah dab Bapak/Ibu Guru dan teman-teman yang saya sayangi, Sebelumnya, izinkan saya mengucapkan sebuah pantun. Pagi-pagi kulihat Pak TaniSiap memanen dengan petaniHati ku senang di pagi ini,Bisa berkumpul di hari kartini Makna Hari Kartini Teman-teman terkasih, Ibu guru ingin bertanya. Apa yang teman-teman ketahui tentang Ibu Kartini? (Ajak anak berinteraksi) Benar sekali jawaban teman-teman. Beliau adalah seorang pahlawan wanita yang memiliki karakter baik, hebat, dan sangat luar biasa. Meski pada zaman beliau, wanita dipandang sebagai sosok yang lemah. Namun, dengan keberanian, beliau bisa mengubah cara berpikir banyak orang dan bisa membuktikan bahwa wanita juga memiliki banyak potensi yang berguna untuk membangun bangsa. Baca juga: Modul Ajar dan RPPH PAUD Tema Negaraku, Topik Lambang, Bendera, dan Lagu Kebangsaan Tentu saja, keberanian Ibu Kartini bukan keberanian yang abal-abal atau hanya bermodalkan nekat saja. Ibu Kartini memiliki keberanian karena ia tahu bahwa ia memperjuangkan hal yang baik. Hal ini juga didukung dengan sifat-sifat Ibu Kartini yang dikenal baik oleh banyak orang. Perjuangan atau maksud yang baik yang didukung oleh kepribadian yang baik dari orang yang memperjuangkannya akan menjadi kekuatan yang luar biasa. Kemendikdasmen dan Kebiasaan Anak Indonesia Hebat  Bapak Menteri Pendidikan sedang mencanangkan program Anak Indonesia Hebat. Program ini bertujuan untuk membentuk anak Indonesia, tidak hanya menjadi anak yang cerdas, tapi juga sehat dan berkarakter, sehingga memiliki daya juang dan mampu bersaing di dalam lingkup bangsa dan lingkup dunia. Lalu, bagaimana caranya menjadi anak yang hebat? Pentingnya rajin belajar Pertama, kita harus menjadi anak yang rajin. Rajin belajar memang sangat penting. Namun, rajin seperti teladan Ibu Kartini tidak hanya rajin belajar. Kita juga perlu menjadi anak yang rajin dalam memanfaatkan waktu dengan baik, agar berguna bagi orang lain, terutama bagi orang-orang terdekat kita. Siapa saja hayoo? (Ajak siswa berinteraksi) Pentingnya beribadah Kedua, kita harus rajin beribadah. Ibu Kartini tumbuh menjadi pribadi yang baik karena ia memiliki iman dan takwa kepada Tuhan. Kita semua juga perlu menjadi pribadi yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan, dengan rajin berdoa, beribadah, dan melakukan hal yang baik sesuai dengan ajaran agama yang kita imani. Baca juga: MUDAH DINYANYIKAN! Inilah 6 Lagu Tema Kebangsaan dengan Nada Lagu Anak PAUD Tempo Dulu Pentingnya berolahraga Ketiga, kita harus rutin berolahraga. Olahraga akan membuat tubuh kita sehat dan jauh dari penyakit. Tubuh yang sehat akan membuat kita selalu semangat dan bergembira dalam melakukan aneka aktivitas, termasuk belajar, bermain, dan beribadah. Pentingnya bermasyarakat Keempat, kita harus bermasyarakat. Ibu Kartini gemar hidup bersosialisasi. Teman-teman Ibu Kartini ada banyak, tidak hanya teman dari Indonesia. Namun, beliau juga berteman dengan orang luar negeri. Kehidupan bermasyarakat dan bersosialisasi akan membuat keterampilan kita dalam berempati, berinteraksi, berkomunikasi, dan bekerja sama dengan sesama terus berkembang. Selain itu, kita juga perlu memiliki sikap peduli. Bila ada teman atau saudara yang sedang kesusahan, kita perlu menolong dan memberikan bantuan. Pentingnya gemar belajar Kelima, kita harus berani bermimpi dan berjuang seperti Ibu Kartini. Beliau punya mimpi yang besar, yaitu meningkatkan kualitas wanita Indonesia melalui jalur pendidikan. Bersyukurlah, bila pada saat ini teman-teman memiliki kesempatan bersekolah. Manfaatkanlah kesempatan bersekolah sebagai sarana belajar mengembangkan diri. Tidak hanya agar teman-teman tumbuh menjadi anak yang pintar. Namun, juga berkarakter mulia dan mengembangkan aneka potensi. Salam dan kata penutup Teman-teman, kita semua pasti bisa menjadi Anak Indonesia Hebat! Mari kita terus berjuang dan berusaha dengan penuh semangat, agar kelak teman-teman bisa menjadi orang yang berguna dan bisa mencapai segala cita-cita. Terima kasih,Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.Salam sejahtera bagi kita semua. Om Swastiastu. Namo Buddhaya. Salam kebajikan "Habis gelap terbitlah terang." (Raden Ajeng Kartini - Letters of a Javanese Princess, 1911) Semoga contoh naskah pidato di atas bisa menginspirasi anak-anak Indonesia, khususnya anak PAUD dan SD, agar semakin tumbuh menjadi anak yang hebat dan bisa menjadi pemenang dalam banyak hal, termasuk dalam menggapai cita-cita serta mengalahkan segala rintangan dalam bentuk kemalasan, mudah menyerah, mudah diadu domba, dan lainnya. Meskipun setiap perjuangan terasa “gelap”, karena perlu mengorbankan waktu, keringat, tenaga, kesenangan pribadi, dan lainnya, kita harus percaya bahwa setiap pengorbanan itu adalah langkah untuk menggapai masa depan yang lebih cerah dan bangsa Indonesia yang semakin maju serta indah di mata dunia. Marbel TK & PAUD: Teman Bermain si Kecil yang Keren dan Kekinian   Sumber referensi Kartini, Raden Adjeng. Surat-Surat Kartini: Renungan Tentang dan Untuk Bangsanya, 1911 [1] Kartini, Raden Adjeng. Habis Gelap Terbitlah Terang, 1911. J.H. Abendanon. [2] Freepik.com. Close up portrait little girl thai traditional dress [3]

Selasa, 01 April 2025 | Edukasi

Guru PAUD & SD sahabat Educa, Modul Ajar Harian atau RPP Harian ini mengusung tema Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran dengan subtema "Merayakan Lebaran dengan Bermakna dan Ceria" untuk anak usia 4–6 tahun dalam tiga hari pembelajaran. Modul ini juga bisa digunakan oleh anak kelas 1-2 Sekolah Dasar / SD. Dr. Al-Dailami menulis dalam bukunya, "Idul Fitri adalah momen yang tepat untuk mengajarkan anak-anak tentang pentingnya memaafkan dan mempererat tali silaturahmi dalam kehidupan mereka." Selain mengajak siswa semakin memahami pentingnya memaafkan dan mempererat tali silaturahmi, siswa akan diajak untuk memaknai Lebaran secara lebih mendalam, dimana siswa akan diajak untuk semakin memahami pentingnya berbagi kebahagiaan dengan sesama, terlebih bagi kerabat dekat. Baca juga: Contoh Naskah Pidato Hari Raya Idul Fitri: Makna Silaturahmi dan Saling Bermaafan | Tausiyah Lebaran PAUD & SD A. Aktivitas Pendahuluan  Guru menyapa anak dengan ceria dan mengajak bernyanyi lagu “Selamat Hari Lebaran” atau lagu bertema Lebaran. Guru bertanya: “Siapa yang bergembira merayakan hari raya Lebaran?” Guru menjelaskan secara singkat tentang makna hari raya Idul Fitri, yaitu bahwa hari raya ini adalah hari raya kemenangan setelah melakukan ibadah puasa dan menjadi waktu yang tepat untuk bergembira, berbagi, dan saling memaafkan. Baca juga: Pembagian Hampers Lebaran Kepada Warga Sekitar B. Kegiatan Inti  Menonton video dongeng: Video dongeng adalah tentang kisah sederhana tentang seorang anak yang meminta maaf kepada teman atau orang tua dan melakukan kegiatan amal saat Lebaran. Selanjutnya, siswa diajak untuk saling bermaafan. Bercerita: Guru menceritakan dongeng tentang kisah berikut ini: Hadiah dari NenekDi pagi hari saat perayaan Idul Fitri, Amin berkunjung ke rumah Nenek. Ia meminta maaf dengan penuh hormat. Sebagai apresiasi, Nenek memberinya sebuah buku cerita Islami agar Amin semakin rajin membaca dan tumbuh menjadi anak yang baik. Amin belajar bahwa Lebaran bukan hanya tentang baju baru, tetapi juga tentang semangat baru untuk berbagi kebaikan dan menjadi pribadi yang lebih baik. Ketupat untuk AbiAmin dan ibunya membuat makanan khas di hari Lebaran, yaitu ketupat dan opor ayam. Makanan tersebut untuk dinikmati bersama keluarga dan dibagikan kepada tetangga, terutama yang kurang mampu.Saat mengantarkan makanan, Amin melihat senyum bahagia di wajah mereka. Amin pun merasakan kebahagiaan saat berbagi. Ia pun mengerti bahwa berbagi adalah salah satu makna sejati Lebaran. Tidak hanya membawa kebahagiaan bagi sesama, tapi juga bagi diri sendiri. Baca juga: Modul Ajar & RPPH PAUD / TK Usia 5-6 Tahun, Tema : Kegiatan Asyik Merayakan Lebaran Bermain peran: Berikut ini adalah naskah drama sederhana yang bisa diperagakan bersama siswa. Dongeng ini diadaptasi dari dongeng di atas, yang berjudul “Hadiah dari Nenek”.(Di rumah Nenek, Amin dan Ibu tiba dan mengetuk pintu.)Amin: "Assalamu’alaikum, Nek! Amin datang untuk bersilaturahmi!"(Nenek membuka pintu dengan senyum hangat.)Nenek: "Wa’alaikumussalam, wah… ada cucuku tersayang! Masuklah, Nak."(Amin duduk sejenak, lalu menghampiri Nenek serta mencium tangan Nenek dengan hormat.)Amin: "Maafkan Amin ya, Nek, kalau selama ini ada kesalahan."(Nenek mengelus kepala Amin dengan kasih sayang.)Nenek: "Tentu, Nak. Idul Fitri adalah waktunya saling memaafkan dan memperbaiki diri."(Ibu tersenyum melihat kedekatan mereka.)Ibu: "Amin sudah belajar banyak tentang arti Lebaran, Nek."(Nenek mengambil sebuah buku dari meja dan menyerahkannya kepada Amin.)Nenek: "Sebagai hadiah, Nenek punya buku cerita Islami untukmu. Semoga bisa membuatmu semakin rajin membaca dan bertambah bijak."(Amin menerima buku itu dengan penuh kebahagiaan.)Amin: "Wah, terima kasih, Nek! Amin janji akan membacanya setiap hari."(Nenek tersenyum bahagia.)Nenek: "Bagus, Nak. Ilmu itu lebih berharga daripada baju baru di Lebaran."(Amin memeluk Nenek dengan penuh kasih sayang.)Amin: "Lebaran ini benar-benar istimewa, karena Amin belajar bahwa hadiah terbaik adalah ilmu dan kebaikan."(Ibu mengangguk setuju, sementara mereka bertiga menikmati kebersamaan di hari Lebaran.) Membuat karya kreatif: Siswa membuat kreasi kreatif di bawah ini: Kartu ucapan: Siswa dapat membuat kartu ucapan dengan hiasan gambar masjid, ketupat, atau bulan sabit, lalu menuliskan pesan sederhana seperti "Selamat Idul Fitri" atau "Mohon Maaf Lahir dan Batin." Membuat bentuk ketupat dari kertas lipat: Siswa belajar melipat dan menempel kertas warna-warni untuk membentuk ketupat sebagai dekorasi. Amplop cantik: Siswa diajak untuk menghias amplop dengan gambar dan stiker agar lebih personal dan menarik saat digunakan untuk berbagi. Pohon kebaikan: Membuat pohon dari kertas dengan daun yang berisi tulisan perbuatan baik yang bisa dilakukan saat hari Lebaran, misalnya bersedekah, bersilaturahmi, dan lainnya. Baca juga: 5 Ide Kegiatan Merayakan Lebaran Praktis Anak Usia 4-6 Tahun: Plus Tutorial dan Manfaatnya 3. Kegiatan penutup dan refleksi Guru mengajak siswa menyimpulkan bahwa Lebaran adalah momen bahagia untuk berkumpul, berbagi, dan saling memaafkan. Guru membimbing doa bersama agar semua diberi kebahagiaan di hari Lebaran. Guru diberi stiker bintang sebagai penghargaan karena telah mengikuti kegiatan dengan ceria. Guru memberikan pertanyaan refleksi dan dijawab siswa secara spontan: Apakah kalian memahami makna Lebaran? Apakah mereka dapat mengungkapkan permintaan maaf dengan baik? Bagaimana respons anak terhadap kegiatan berbagi dan bersikap ceria saat Lebaran?  Yasmin Mogahed berkata, “Idul Fitri bukan hanya tentang perayaan, tetapi juga kesempatan untuk mengajarkan anak-anak tentang pentingnya refleksi diri dan peningkatan spiritual." Guru PAUD & SD sahabat Educa, semoga dengan rangkaian kegiatan pembelajaran di atas, siswa akan semakin mampu memaknai hari raya Lebaran tidak hanya sebagai momen yang penuh kebahagiaan karena bisa bertemu dan bermain bersama kerabat dekat. Namun, mereka juga akan memahami pentingnya mengembangkan nilai-nilai spiritual dan moral agama dalam hidup sehari-hari. Sumber referensi: Al-Dailami, Dr. (2028). Parenting in the islamic context [1] Mogahed, Yasmin. (2020). Children and ramadan: nurturing spirituality in young hearts [2]

Senin, 31 Maret 2025 | Culture

Guru PAUD & SD sahabat Educa, Hari Raya Lebaran telah tiba. Inilah saat yang tepat untuk mengajarkan makna Hari Lebaran kepada anak-anak didik yang bisa disampaikan melalui surat atau ceramah secara lisan. M. Al Farabi dalam bukunya berjudul 'Bereskan Ibadahmu maka Allah akan Membereskan Pekerjaanmu' menjelaskan: Silaturahmi berasal dari kata 'silah' yang berarti hubungan dan 'rahim' yang berarti kasih sayang, sehingga silaturahmi dapat diartikan sebagai merangkai hubungan yang didasari kasih sayang.” Melalui naskah pidato / cermah / tausiyah ini, semoga anak-anak didik semakin memahami makna Hari Raya Idul Fitri secara lebih mendalam. Terutama, setelah mereka semakin memahami pentingnya bersilaturahmi dan bersalam-salaman atau bermaaf-maafan demi menjalin tali kasih dan relasi yang lebih baik. Baca juga: Modul Ajar TEMA TRADISI SILATURAHMI di Hari LEBARAN | RPP Topik Idul Fitri untuk PAUD - SD Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat pagi teman-teman, serta Bapak Ibu guru yang terkasih.Marilah kita bersama ungkapkan rasa syukur kita dengan mengucapkan Alhamdulillah, karena pada hari ini kita dikaruniai kesehatan dan kebahagiaan dari Allah. Di hari yang begitu indah ini, kita juga diberi kesempatan untuk berkumpul sebagai saudara seiman. Teman-teman yang sholeh dan sholehah, pada saat yang istimewa ini marilah kita juga bersyukur karena atas izin Allah kita boleh merayakan bersama Hari Raya Lebaran. Setelah satu bulan kita menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan, kita boleh merayakan kemenangan atas ibadah yang kita jalani. Teman-teman yang terkasih, Hari Raya Lebaran bukan hanya tentang mengenakan pakaian baru atau makan hidangan yang lezat. Namun, Hari Raya Lebaran juga tentang mempererat tali silaturahmi dan saling bermaafan. Baca juga: Modul Ajar & RPPH PAUD / TK Usia 5-6 Tahun, Tema : Kegiatan Asyik Merayakan Lebaran Pentingnya Silaturahmi Silaturahmi adalah suatu cara dan perbuatan yang baik dalam menjalin relasi dengan keluarga, kerabat, teman, dan orang-orang di sekitar kita. Hari raya Idul Fitri sangat erat kaitannya dengan kegiatan berkunjung ke rumah eyang, orang tua, paman, bibi, om, tante, dan lainnya. Kita juga akan bertemu dengan teman-teman dan tetangga agar bisa saling menyapa, memberi ucapan selamat, agar bisa saling berbagi kegembiraan. Dengan bersilaturahmi, tentu saja hubungan kita dengan sesama kita menjadi semakin dekat, kita bisa memiliki hubungan yang semakin rukun dan damai bersama orang-orang di sekitar kita. Orang yang gemar menjaga hubungan baik dengan sesama pasti akan bahagia hidupnya dan semakin banyak orang yang peduli serta perhatian padanya. Baca juga: 5 Ide Kegiatan Merayakan Lebaran Praktis Anak Usia 4-6 Tahun: Plus Tutorial dan Manfaatnya Makna Saling Memaafkan Ketika bersilaturahmi, kita juga akan mendapatkan kesempatan untuk bisa saling memaafkan. Sebagai manusia, tentu secara sengaja atau tidak sengaja, secara sadar atau tidak sadar, pernah melakukan suatu kesalahan kepada sesama kita. Kesalahan yang kita lakukan bisa melalui pikiran atau perasaan yang tidak baik, perkataan yang kurang baik, atau perbuatan yang melukai hati sesama kita. Teman-teman mungkin juga pernah melakukan kesalahan pada orang tua dan bapak ibu guru saat berkata atau melakukan perbuatan yang tidak sopan, tidak patuh pada nasihat orang tua. Atau, mungkin teman-teman pernah berbuat salah kepada teman dan bertengkar dengan teman. Di hari yang penuh berkah dan ampunan ini, marilah kita dengan tulus dan berani saling mengucapkan kata maaf. Bila teman-teman merasa pernah melakukan kesalahan kepada teman, jangan ragu untuk mengucapkan kata maaf dengan tulus dan jujur. Sebaliknya, bila ada teman atau kerabat yang datang kepada teman-teman untuk meminta maaf, alangkah sebaiknya teman-teman juga memaafkan dengan tulus dan hati terbuka. Teman-teman yang baik, mari kita manfaatkan saat istimewa di Hari Raya Lebaran ini untuk menjalin tali silaturahmi dan saling memaafkan. Semoga dengan niat baik teman-teman dalam menjalin silaturahmi, memaafkan saudara yang bersalah, dan meminta maaf kepada saudara yang pernah kita sakiti, kita semakin merasakan kegembiraan dalam menjalani kehidupan kita selanjutnya. Semoga hari-hari kita selanjutnya selalu dilimpahi berkah dan kebahagiaan. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Baca juga: Pembagian Hampers Lebaran Kepada Warga Sekitar Guru PAUD dan SD sahabat Educa, H. Amirulloh Syarbini dalam bukunya 'Keajaiban Shalat, Sedekah dan Silaturahmi' mengatakan: “Silaturahmi merupakan tanda orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, serta dapat memperlancar rezeki dan menambah umur.” Semoga di Hari yang penuh berkah dan kebahagiaan ini, anak-anak didik kita semakin diberikan kesehatan, kelancaran rezeki, dan kemudahan dalam menggapai cita-cita setelah melakukan silaturahmi dan praktik saling memaafkan. Ajak Si Kecil Menonton KABI (Kisah Teladan Nabi) untuk Menambah Keceriaan di Hari Lebaran Sumber referensi: Al Farabi, M. (2020). Bereskan ibadahmu maka allah akan membereskan pekerjaanmu [1] Syarbini, H. Amirulloh.  (2011). Keajaiban shalat, sedekah dan silaturahmi [2]

Rabu, 26 Maret 2025 | Edukasi

Modul Ajar Tema Makanan Tradisional ini cocok diajarkan saat anak-anak merayakan lebaran. Modul ajar atau RPP Harian ini dikhususkan untuk siswa PAUD usia 4-6 tahun atau SD kelas 1-3. Mengapa anak-anak perlu mengenal aneka makanan tradisional, khususnya yang sering disajikan di hari Idul Fitri? Ibu Venti Diana Novitasari Meirina Lani Anggapuspa mengatakan bahwa "Mengenalkan makanan tradisional khas sejak dini ke anak-anak bertujuan supaya nantinya mereka mampu melestarikannya sebagai budaya warisan luhur agar tidak hilang ditelan zaman." Selain itu, tentu saja siswa juga diajak untuk makin mencintai budaya Indonesia dan mengenal aneka makanan sehat. Biasanya, makanan tradisional terbuat dari bahan alam serta bahan-bahan yang sehat lainnya. Berikut adalah modul ajarnya: Baca juga: Modul Ajar dan RPPH PAUD - TK, Topik: Makanan Adat - Tema Negaraku Kurikulum Merdeka Belajar A. Kegiatan Pembuka Guru menyapa siswa dengan ramah dan mengajak siswa menceritakan pengalaman mereka saat merayakan Lebaran dengan pertanyaan pemantik: Siapa yang berkunjung ke tempat saudara atau eyang ketik liburan Lebaran? Makanan apa saja yang disajikan saat itu? Makanan tradisional apa yang kalian makan? Guru menunjukkan gambar atau video tentang makanan tradisional, misalnya opor ayam, rendang sapi, sambal goreng ati, ketupat, dan lainnya. Guru mengajak siswa menceritakan tentang makanan tradisional yang dinikmati ketika merayakan Lebaran Baca juga: Modul Ajar PAUD Topik: AKU CINTA BANGSAKU, Sub Topik PERMAINAN TRADISIONAL Indonesia | RPPH Kurmer TK Usia 4-5 Tahun B. Kegiatan Inti Bermain tebak-tebakan dengan media gambarSiswa menunjukkan gambar makanan tradisional dari berbagai daerah dan mengajak siswa untuk menebaknya. Memotong ketupatSiswa secara mandiri memotong ketupat dan membelahnya menjadi beberapa bagian, lalu meletakkannya dalam sebuah piring. Guru membantu menuangkan kuah opor ke dalam piring. Bermain peranDalam permainan drama, siswa memperagakan adegan sebuah keluarga yang sedang merayakan Lebaran. Percakapan sederhana yang diucapkan pemeran bertema makanan tradisional. Membuat ketupat dari pitaSiswa membuat karya berbentuk ketupat dengan bahan pita. Membuat puzzleKumpulkan dan cetak gambar aneka makanan tradisional dari Google Image. Siswa mencetak lalu memotong-motong gambar tersebut menjadi beberapa bagian. Cerita interaktifSiswa mendapatkan aneka gambar bertema lebaran. Siswa menceritakan gambar yang ia dapatkan. Menggambar dan mewarnaiSiswa menggambar dan mewarnai aneka gambar bertema Islami atau Lebaran. Memasak makanan tradisionalSiswa memasak bersama guru aneka makanan tradisional yang mudah dimasak. Makan bersamaSiswa membawa makanan tradisional dari rumah untuk dimakan bersama di sekolah. Baca juga: Modul Ajar & RPPH PAUD / TK Usia 5-6 Tahun, Tema : Kegiatan Asyik Merayakan Lebaran C. Kegiatan Penutup (Refleksi dan Penugasan) Guru bertanya kepada siswa beberapa pertanyaan di bawah ini: Apakah makan tradisional kesukaan kalian? Apa yang kalian pelajari pada pembelajaran ini? Mengapa kita harus bangga dengan makanan tradisional di Indonesia? Mengapa Indonesia memiliki banyak makanan tradisional? SIswa mendapatkan penugasan dari guru, misalnya: Menulis cerita atau menggambar dengan tema makanan tradisional kesukaanku. Pada pembelajaran selanjutnya siswa akan Menceritakan tentang makanan tradisional tersebut. Membuat video pendek tentang makanan tradisional favorit. Membawa makanan tradisional untuk dinikmati bersama. Mewarnai gambar makanan tradisional. Melalui sebuah penelitian yang telah dilakukan, Titi Nurohmah menyimpulkan bahwa: "90% orang tua mengetahui makanan tradisional Sunda, dan 55% di antaranya pernah menyajikannya dalam hidangan sehari-hari.  Penelitian ini menyoroti peran penting orang tua dalam memperkenalkan makanan tradisional Sunda kepada anak-anak sejak dini sebagai upaya pelestarian budaya. Selain menyajikan makanan tradisional dalam hidangan sehari-hari, orang tua juga bisa memperkenalkannya dengan mengajak anak berbelanja makanan tradisional, memasak makanan tradisional bersama, dan lainnya. Baca juga:PANDUAN Praktis Anak dalam KUNJUNGAN KELUARGA saat Lebaran agar Semakin BERMAKNA | Untuk Usia PAUD dan SD Seperti dalam modul ajar di atas, siswa tidak hanya diajak untuk belajar di sekolah. Namun, mereka juga diajak untuk belajar dari rumah bersama orang tua. Semoga dengan kerja sama yang solid, guru dan orang tua bisa melestarikan hasil budaya daerah dengan mengajak siswa belajar dan bermain dengan tema makanan tradisional. MARBEL TK DAN PAUD: Aplikasi belajar anak disajikan dalam tema yang menarik dan lengkap     Sumber Referensi: Venti Diana Novitasari & Meirina Lani Anggapuspa. (2022). Perancangan Buku Ilustrasi Makanan Tradisional Khas Kota Surabaya untuk Anak Usia 9-12 Tahun [1] Titi Nurohmah. (2022). Peran Orang Tua dalam Mengenalkan Makanan Tradisional Sunda pada Anak Usia Dini [2]

Selasa, 25 Maret 2025 | Edukasi

Modul Ajar Tema Tradisi Silaturahmi di Hari Lebaran untuk PAUD  dan SD ini mengajarkan anak tentang tradisi silaturahmi di hari raya Lebaran. Mengapa tradisi ini perlu diajarkan kepada anak usia dini? Taufiq Fadhilah berkata, "Silaturahmi adalah kunci pembuka pintu surga, karena dengan silaturahmi, kita saling memaafkan dan membersihkan hati dari dendam." Melalui modul ajar ini, siswa akan diajak memahami pentingnya silaturahmi dalam kehidupan sehari-hari, terutama di hari Lebaran atau hari raya Idul Fitri. Siswa akan diajak untuk memahami bahwa silaturahmi adalah salah satu tradisi yang perlu dilestarikan sampai kapan pun. Karena dengan melakukannya, setiap anggota keluarga bisa mendapatkan kesempatan untuk bertemu dan saling memaafkan, sehingga tidak ada rasa dendam dan menjaga hubungan tetap baik di kemudian hari. Baca juga: PANDUAN Praktis Anak dalam KUNJUNGAN KELUARGA saat Lebaran agar Semakin BERMAKNA | Untuk Usia PAUD dan SD A. Kegiatan Pembuka Guru mengajak siswa menonton film atau mendengarkan cerita tentang makna tradisi silaturahmi. Guru bertanya menanyakan siswa tentang kebiasaan apa saja yang dilakukan di saat merayakan hari Lebaran. Guru menjelaskan bahwa merayakan lebaran bukan hanya tentang mensyukuri ibadah puasa yang berhasil dijalankan. Namun, siswa juga diajak untuk memahami pentingnya menjaga tali persaudaraan dengan kerabat dekat. Guru menampilkan video singkat tentang keluarga yang sedang melakukan silaturahmi. Baca juga: Modul Ajar & RPPH PAUD / TK Usia 5-6 Tahun, Tema : Kegiatan Asyik Merayakan Lebaran B. Kegiatan Inti Bermain peranSiswa secara berkelompok berperan sebagai ayah, ibu, dan anak yang sedang mengunjungi eyang. Bercerita pengalamanSiswa menceritakan pengalaman melakukan silaturahmi kepada kerabat dekat atau tetangga, dan apa yang mereka lakukan saat bersilaturahmi. Menonton video kisah teladanSiswa menonton kebiasaan baik seorang tokoh atau nabi dalam menjaga hubungan baik dengan keluarga, sahabat, dan kerabat. Simulasi saling memaafkanSiswa secara berkelompok mempraktikkan cara bermaafan dan memberikan kalimat positif atau mengucapkan doa yang baik untuk teman. Membuat kartu ucapan Siswa membuat kartu ucapan selamat Lebaran sederhana, yang nantinya diberikan kepada teman. Mewarnai gambar keluargaSiswa diajak mewarnai gambar-gambar anggota keluarga atau sebuah keluarga besar yang sedang berkumpul. Baca juga: Modul Ajar dan RPPH PAUD Topik: Berwisata di Hari Lebaran - Kurikulum Merdeka Belajar C. Kegiatan Penutup (Refleksi dan Penugasan) Siswa diajak untuk berdiskusi dengan memberikan pertanyaan reflektif, misalnya tentang apa manfaat silaturahmi, mengapa kita harus saling memaafkan, dan apa saja manfaat menjaga hubungan baik dengan sesama. Siswa diberi tugas untuk meminta maaf kepada orang tua atau saudara di rumah dan menulis cerita atau membuat ilustrasi dari pengalaman mereka saat saling memaafkan. Beberapa tugas lain yang bisa diberikan kepada siswa adalah melengkapi jurnal kegiatan 1 minggu kegiatan di hari Lebaran. Dalam jurnal ini, siswa diminta untuk mengisi kegiatan baik yang bisa dilakukan di hari Lebaran, misalnya mengunjungi eyang, bersalaman serta bermaaf-maafan dengan ayah, ibu, dan anggota keluarga lainnya. Imam Bukhar mengatakan, "Barangsiapa yang senang untuk dilapangkan dan diberkahi rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaknya ia menyambung hubungan dengan kerabatnya. Semoga dengan mengajarkan siswa tentang makna bersilaturahmi, mereka akan semakin menjadi anak yang gemar berteman dan menjaga hubungan baik, serta mendapatkan berkah yang melimpah dari Allah. Ajak Si Kecil Menonton RIRI (Cerita Anak Interaktif) selama libur Lebaran! Pasti makin happy! Sumber Referensi: Taufiq Fadhilah. (2024). 20 Kata Mutiara Indahnya Silaturahmi dalam Islam yang Menyentuh dan Penuh Makna, Bagikan di Momen Halal Bihalal Idul Fitri! [1] Imam Bukhari. (2024). Idul Fitri Jadi Momen Silaturahmi, Ini Pesan Nabi Muhammad SAW [2]

Selasa, 04 Maret 2025 | Edukasi

Puasa bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi juga tentang belajar disiplin, sabar, dan berbagi dengan sesama. Melalui pidato ini, anak-anak PAUD dan Sekolah Dasar, terutama kelas 1-3 SD, diajak untuk memahami makna puasa dengan cara yang menyenangkan dan penuh semangat! Baca juga:Bantu Anak 5-6 Tahun BELAJAR PUASA dengan 16 Tips Jitu Ini! Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.   Anak-anak yang sholeh dan sholehah yang Ibu sayangi, bagaimana kabarnya hari ini? Semoga kalian semua sehat, semangat, dan ceria! Hari ini, Bapak dan Ibu Guru ingin berbicara tentang sesuatu yang sangat istimewa, yaitu puasa di bulan Ramadan.   Apa itu puasa? Puasa adalah salah satu ibadah yang Allah perintahkan kepada kita. Ketika berpuasa, kita menahan lapar dan haus dari pagi hingga sore. Tapi bukan hanya itu, puasa juga mengajarkan kita untuk menjadi anak yang lebih sabar, lebih kuat, dan lebih peduli kepada sesama. Saat kita bisa menahan diri dari marah, berkata kasar, atau malas-malasan, kita sedang berlatih menjadi anak yang lebih baik dan semakin dekat pada Allah.   Baca juga:FULLL 30 HARI Kegiatan RAMADAN: Modul Ajar 1 Bulan untuk PAUD / TK 5-6 Tahun Bagaimana cara belajar berpuasa? Bagi adik-adik yang baru mulai belajar puasa, tidak apa-apa jika belum bisa penuh seharian. Kalian bisa mencoba puasa setengah hari dulu, misalnya sampai waktu dzuhur atau ashar. Setelah itu, boleh berbuka dan melanjutkan aktivitas seperti biasa. Tapi jangan langsung makan terlalu banyak, ya! Karena tubuh kita perlu menyesuaikan diri dengan puasa.   Apa tantangan saat berpuasa? Teman-teman terkasih, jika kalian merasa lemas atau tidak enak badan saat belajar berpuasa, ingatlah bahwa setiap rasa lapar dan haus yang kalian tahan akan menjadi pahala di sisi Allah. Bahkan jika kalian belum bisa puasa penuh, niat dan usaha kalian sudah sangat berharga di mata Allah. Yang penting, jangan mengeluh, mudah menyerah, dan bermalas-malasan. Baca juga:Contoh Naskah PIDATO SOSIALISASI PEMBELAJARAN RAMADAN di Sekolah Dasar / SD dan PAUD Apa makna berpuasa? Selama berpuasa, kita tetap harus rajin belajar, tetap bermain dengan teman, dan tetap banyak melakukan kebaikan. Jangan sampai karena berpuasa, kita jadi malas mengerjakan tugas sekolah atau hanya ingin tidur sepanjang hari. Justru, puasa adalah kesempatan bagi kita untuk melatih diri menjadi lebih disiplin, kuat,  dan lebih sabar.  Selain itu, puasa juga mengajarkan kita tentang pentingnya berbagi dan peduli terhadap sesama. Di sekitar kita, ada banyak orang yang setiap hari harus menahan lapar karena kekurangan makanan. Dengan berpuasa, kita belajar memahami bagaimana rasanya lapar sehingga tumbuh rasa empati dalam diri kita.  Oleh karena itu, mari kita jadikan Ramadan sebagai waktu untuk semakin dekat dengan Allah, lebih rajin beribadah, serta semakin gemar berbuat kebaikan. Semoga puasa yang kita jalani diterima oleh Allah dan menjadikan kita anak-anak yang lebih sholeh dan sholehah. Tetap semangat, karena kalian pasti bisa menjalani puasa dengan baik! Baca juga:Contoh Naskah Pidato: 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat di Bulan Ramadan yang Ceria Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.   Semoga puasa yang dijalankan oleh anak-anak didik membawa banyak kebaikan dan keberkahan. Saat berpidato, pastikan berbicara dengan suara yang jelas agar mudah didengar. Gunakan nada yang penuh semangat supaya anak-anak tetap antusias. Jangan lupa tersenyum agar mereka merasa nyaman dan senang mendengarkan. Gunakan gerakan tangan untuk memperjelas pesan yang disampaikan. Ekspresi wajah yang ramah juga bisa membuat pidato lebih menarik. Sampaikan dengan bahasa yang sederhana agar mudah dipahami oleh anak-anak. Yang terpenting, berbicaralah dengan hangat dan penuh kasih sayang agar pesan lebih berkesan di hati mereka. KABI: Koleksi Kisah Nabi yang Bermanfaat Membangun Akhlak Anak Indonesia  

    • ...